NU Online Ponorogo – Harlah Barisan Ansor Serbaguna Husada (Basada) ke-5 tahun ini dipusatkan di Tanjungsari, Jenangan, Ponorogo. Dua kegiatan, donor darah dan terapi kesehatan digelar serempak, Ahad (20/6) di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Tanjungsari. Di hari yang sama khitanan massal juga dilaksanakan di RSU Muslimat Ponorogo. Operasional kegiatan, meliputi akomodasi, konsumsi, dekorasi-dokumentasi dan transportasi ditangani PR GP Ansor Tanjungsari bersama Satkorkel Banser dan Fatayat NU. Pengurus IPNU dan IPPNU setempat nampak aktif membantu seksi konsumsi. Basada juga menggandeng berbagai komponen untuk mendukung kegiatan bakti sosial ini. Diantaranya RSU Muslimat, PMI Ponorogo untuk khitanan massal, PMI menangani donor darah dan JRA Batorokatong berperan pada asistensi penanganan pasien. Dilaporkan Aziz Sustiawan Kepala Satsus Basada Ponorogo, tercatat 12 anak usia SD/MI asal Tanjungsari yang dikhitan dan 20 orang penurus GP Ansor dan Banser merelakan diri diambil darahnya. “Meskipun tidak terdaftar sebelumnya, beberapa pengurus Ansor juga ikut donor darah,” ungkapnya kepada NU online di sela-sela seremonial pembukaan. Dr. Andi Rusdiana Direktur RSU Muslimat mengaku senang karena banyak pihak yang terlibat dalam baksos Basada ini. M. Ilham Sekretaris PC GP Ansor bersiap diri menjalani donor darah M. Ilham Sekretaris PC GP Ansor bersiap diri menjalani donor darah “Alhamdulillah, PMI dan RSU Muslimat dapat bersinergi untuk mendukung baksos Basada ini,” ucap dr. Andi saat menyampaikan sambutan pada seremonial pembukaan. Menurut dr. Andi darah merupakan bagian tubuh manusia yang sangat vital, perannya sangat penting tidak dapat digantikan dengan unsur yang lain, darah hanya bisa didapatkan dari tubuh manusia, tidak dapat diproduksi dengan alat secanggih apapun. “Maka demi ketersediaan stok darah kami ajak kepada hadirin untuk mau mendonorkan darahnya bagi yang memenuhi syarat donor. Setetes darah anda menyelamatkan orang lain.” ajaknya. Dari pantauan NU online Ponorogo di ruang donor darah, 3 petugas PMI, terdiri staf administrasi, petugas tensi hemoglobin dan petugas pengambilan donor darah telah siap bertugas sebelum seremonial pembukaan dimulai. Dalam menjalankan layanan donor darah para petugas PMI dibantu anggota Banser Tanjungsari dan LPBI NU Ponorogo. Anggota Basada sendiri berkutat di terapi kesehatan. Sedangkan anggota JRA Batorokatong banyak terlibat di khitanan massal. Di sela-sela kesibukannya, Wahyudi Mubarok staf administrasi PMI mengungkapkan kegiatan donor darah tela rutin digelar setiap 3 bulan sekali. “Kadang ada undangan utuk layanan baksos. Yang penting kita berusaha dapat 25 kantong tiap kegiatan,” tutur Wahyudi. “Syarat bisa ikut donor darah, usia (peserta, Red) di atas 17 tahun, tidak mengidap penyakit jantung dan asma,” imbuhnya. Terpantau peserta donor darah sebelum diambil darahnya harus menjalani pengecekan tensi darah dan cek hemoglobin. “Kalau normal bisa ikut donor darah,” pungkas Wahyudi. Peserta donor darah pertama hari itu adalah M. Ilham Sekretaris PC GP Ansor Ponorogo, diikuti beberapa fungsionaris GP Ansor lainnya. RSU Muslimat menerjunkan 8 orang tenaga medis, terdri 4 operator khitan dibantu 4 asisten. Usai seremonial pembukaan Tumardi dari bagian humas RSU Muslimat mengungkap sejak 2013 telah dibuka layanan khitanan masal secara rutin. “Pengobatan gratis untuk PHBI yang sering. Ada pula digelar mandiri. Kalau sekarang ini kemitraan,” katanya. Reporter: Idam Editor : Budi